Raphiael Putney, veteran basket asal Amerika Serikat, akhirnya mewujudkan mimpinya bermain di Basketball Africa Liga (BAL) setelah penantian selama dua tahun. Awalnya, ia seharusnya memperkuat Cape Town Tigers pada 2023, namun kontraknya dihentikan secara tiba-tiba akibat perselisihan dengan manajemen klub. Dibawah ini anda akan melihat informasi mengenai basket menarik hari ini yang telah dirangkum oleh SPORT LUFF.
Meski sempat kehilangan kesempatan, Putney tidak patah semangat. Tahun ini, ia kembali ke Afrika dengan membela Rivers Hoopers asal Nigeria. “Saya sangat senang bisa kembali ke Afrika Selatan untuk babak playoff BAL,” ujarnya kepada ESPN.
Putney mengaku memiliki banyak kenangan indah di Afrika Selatan, termasuk hubungan persahabatan yang erat dengan pendukung setempat. Kini, ia siap memberikan yang terbaik untuk tim barunya di pentas BAL 2025.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
![]()
Kontroversi Masa Lalu dan Semangat Baru
Perselisihan dengan Cape Town Tigers sempat meninggalkan luka bagi Raphiael Putney. Ia mengklaim dirinya dirugikan secara finansial sebesar 70.000 ribu dollar akibat pemutusan kontrak sepihak. Namun, ia memilih untuk melupakan masa lalu dan fokus pada kariernya saat ini.
“Uang adalah uang, tapi saya ingin menikmati sisa karier saya,” kata Putney. Ia justru bersyukur karena pengalaman di Afrika membuka matanya terhadap potensi besar basket di benua ini.
Di Rivers Hoopers, Putney menemukan lingkungan yang lebih positif. Pelatih dan rekan setimnya memberinya kepercayaan sebagai pemimpin, meski usianya sudah menginjak 35 tahun.
Baca Juga: Mantan Pelatih St. John, Asisten Lama Kansas Norm Roberts Pensiun
Peran Penting di Rivers Hoopers
Sebagai salah satu pemain paling berpengalaman di tim, Putney dituntut untuk menjadi mentor bagi pemain muda. “Mereka banyak bertanya kepada saya, dan saya senang bisa berbagi pengalaman,” ujarnya.
Rivers Hoopers sendiri merupakan tim underdog yang terus menunjukkan perkembangan signifikan. Musim lalu, mereka finis di posisi ketiga BAL, dan kini berambisi melaju lebih jauh di edisi 2025.
Putney percaya bahwa dengan kerja keras, timnya bisa menciptakan kejutan di babak playoff yang digelar di Pretoria.
Visi Putney untuk Masa Depan Basket Afrika
Putney sangat terkesan dengan antusiasme penggemar basket di Afrika. “Orang-orang di sini sangat ramah dan terbuka terhadap hal baru,” pujinya.
Ia yakin BAL memiliki potensi menjadi salah satu liga terbaik dunia dengan dukungan penuh dari NBA Afrika. “Masih banyak talenta basket di Afrika yang belum terekspos,” tambahnya.
Bagi Putney, BAL bukan sekadar tempat bermain, tapi juga wadah untuk meninggalkan warisan positif bagi perkembangan olahraga ini di benua Afrika. Manfaatkan juga waktu luang anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi tentang berita olahraga lainnya hanya dengan klik sportfluff.com.