Presiden Napoli, Aurelio De Laurentiis, memberikan pembelaan penuh kepada Jose Mourinho setelah Napoli kalah 2-0 dari Benfica di Liga Champions. Dibawah ini akan ada pembahasan berita sport global menarik lainnya di SPORT LUFF.
Alih-alih menyalahkan Conte atau pemain Napoli, De Laurentiis memuji kemampuan Mourinho, menekankan bahwa kekalahan dari pelatih legendaris bukanlah bencana. De Laurentiis menegaskan bahwa Mourinho, meski berusia 62 tahun, tetap menjadi salah satu manajer top dunia.
Ia menyindir para pengkritik yang menganggap Mourinho sudah habis, menyebut bahwa kritik itu lahir dari rasa iri terhadap kesuksesan pelatih asal Portugal tersebut. Menurut De Laurentiis, kalah dari Mourinho bukan hal yang memalukan karena The Special One memiliki pengalaman dan keahlian yang sulit ditandingi. Pernyataan ini sekaligus menunjukkan kekaguman presiden Napoli terhadap pelatih yang pernah membawa Chelsea, Inter, dan Real Madrid meraih gelar bergengsi.
AYO DUKUNG TIMNAS GARUDA, sekarang nonton pertandingan bola khusunya timnas garuda tanpa ribet, Segera download!
Mourinho Dikebiri oleh Rasa Iri di Eropa
De Laurentiis mengkritik budaya sepak bola Eropa yang, menurutnya, sering “mengubur” tokoh sukses karena iri. Ia membandingkan perlakuan ini dengan Amerika Serikat, di mana legenda olahraga tetap dihargai dan dirayakan meski berusia tua.
Presiden Napoli percaya bahwa Mourinho menghadapi pengawasan ketat atas taktik dan perilakunya di pinggir lapangan, padahal kemampuannya tetap mumpuni. De Laurentiis menekankan bahwa penghormatan terhadap pelatih veteran seperti Mourinho akan jauh lebih besar di Amerika dibandingkan Eropa.
Pandangan ini muncul di tengah kekalahan Napoli di Liga Champions, yang menempatkan tim Conte dalam posisi genting. De Laurentiis ingin mengingatkan publik bahwa satu kekalahan tidak menandakan akhir karier seorang legenda.
Pertukaran Kata Antara Mourinho dan Conte
Setelah kekalahan Napoli, terjadi pertukaran pendapat antara Mourinho dan Conte. Conte menyalahkan jadwal padat sebagai faktor performa Napoli yang lamban, sementara Mourinho menegaskan bahwa Benfica tetap bisa dikalahkan dengan taktik yang tepat.
Mourinho menjelaskan bahwa perubahan susunan pemainnya memengaruhi cara tim menyerang, menegaskan bahwa keputusan taktis adalah kunci, bukan keberuntungan. Komentar ini memperlihatkan profesionalisme dan ketegasan Mourinho dalam menghadapi kritik.
Situasi ini juga menyoroti persaingan ketat di Liga Champions, di mana Napoli harus bekerja ekstra untuk memastikan lolos ke babak knockout. Kemenangan tidak bisa dianggap remeh dan setiap keputusan manajer menjadi sorotan.
Tantangan Napoli di Kompetisi Domestik dan Eropa
Kekalahan dari Benfica menempatkan Napoli dalam posisi sulit. Tim hanya mencatat dua kemenangan dari enam pertandingan Liga Champions, sehingga margin kesalahan semakin kecil menjelang laga melawan Copenhagen dan Chelsea.
Di Serie A, Napoli berada di posisi kedua, setara dengan AC Milan, dengan Inter dan Roma mengikuti di belakang. Tim Conte harus segera bangkit untuk menjaga peluang juara domestik sambil tetap fokus di Eropa.
Sementara itu, Benfica juga menghadapi tekanan berat, duduk tepat di luar zona play-off Liga Champions dan tertinggal dari Porto di liga domestik. Persaingan ketat ini menunjukkan bahwa setiap pertandingan, baik domestik maupun Eropa, akan menentukan nasib Napoli dan Mourinho. Simak terus pembahasan sepak bola terupdate lainnya hanya di SPORT LUFF.